Kreativitas dan Keberbakatan (Tugas 1)

A. Definisi Konseptual Kreativitas
        Definisi Konsep menurut  Arifin Abdurachman adalah suatu pemikiran umum mengenai suatu masalah atau persoalan. Konsep adalah kata istilah yang mengungkapkan suatu abtraksi yang dibentuk dengan generalisasi dari hal-hal khusus  kejadian yang diamati. Definisi konsepsional atau definisi konsep disebut juga kerangka konsepsional.
        Jadi definisi Konsepsional Kreativitas adalah sesuatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengan konsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian didalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analisis penelitian. Konsepsional adalah suatu pemikiran  umum yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang akan saling berhubungan. Istilah konsepsional merupakan pengarah atau pedoman yang lebih konkrit.

B. Definisi Operasional Kreativitas
        Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077).
Definisi operasional menurut Koentjaraningrat merupakan batu ujian terakhir apakah masalah dapat diselidiki atau tidak. Sehingga hal tersebut dapat menjadi sebuah demonstrasi dari suatu proses seperti sebuah variable , istilah atau objek dalam hal proses tertentu atau serangkaian tes validasi yang digunakan untuk menentukan kehadiran dan kuantitas.
        Jadi definisi Operasional Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk melakukan bebagai hal dalam konsep kreativitas yang baru dan terus dikembangkan baik dari dalam maupun dari luar sehingga bisa diterapkan dalam melakukan suatu penelitian.

C. Teori-Teori Kreativitas

1) Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:
a. Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
  • - Represi
  • - regresi
  • - Konpensasi 
  • - Proyeksi 
  • - Sublimasi
  • - Pembentukan reaksi
  • - Rasionalisasi
  • - Pemindahan
  • - Identifikasi
  • - Kompartementalisasi
  • - Introjeksi

b.   Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)

c. Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2) Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a. Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
  • - Kebutuhan fisik/biologis
  • - Kebutuhan akan rasa aman
  • - Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
  • - Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
  • - Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
  • - Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)

b. Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
  • - Keterbukaan terhadap pengalaman
  • - Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
  • - Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

3) Teori Cziksentmihalyi
- Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
- Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
- Akses terhadap suatu bidang
  Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
- Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.




Sumber:
1. Basuki, Heru (2005). Kreativitas, keberbakatan Intelektual Dan Faktor-faktor Pendukung Dalam Pengembangannya. Jakarta: Gunadarma
2. http://tri_maryani.staff.gunadarma.ac.id/
3. http://heru.staff.gunadarma.ac.id/

0 komentar:

Posting Komentar

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda