Kepada hujan,Rindu siapa yang kau porak porandakan?Aku mencintaimu sejak dulu,
Sejak tanah di halaman masih menghamburkan debuHujan..
Butiran airnya jatuh tepat diujung mataku yang terpejamTidak tidur, tapi menahan duka sepekat hitamSuara bulir airnya yang pecah
Terdengar seperti canda tawa kita duluTak bisakah aku mencintaimu tanpa air mata?Pergilah rindu!Seperti hujan yang menjadikan mendung tiadaBerserulah sepi!Seriuh-riuhnya suara buliran hujan malam iniHujan risau mencari kemarauKita ialah kata yang terlambat terciptaAku menyeka setiap butiran air yang jatuh, namun tak kunjung habisUntuk setiap musim tanpamu,Sesungguhnya kemarau tak ingin ditemukan
Aswen Nissa
Best Regard
0 komentar:
Posting Komentar