SESA(K/L)




Kepada hujan, 
Rindu siapa yang kau porak porandakan?
Aku mencintaimu sejak dulu,
Sejak tanah di halaman masih menghamburkan debu
Hujan..
Butiran airnya jatuh tepat diujung mataku yang terpejam
Tidak tidur, tapi menahan duka sepekat hitam
Suara bulir airnya yang pecah 
Terdengar seperti canda tawa kita dulu
Tak bisakah aku mencintaimu tanpa air mata?
Pergilah rindu!
Seperti hujan yang menjadikan mendung tiada
Berserulah sepi!
Seriuh-riuhnya suara buliran hujan malam ini
Hujan risau mencari kemarau
Kita ialah kata yang terlambat tercipta
Aku menyeka setiap butiran air yang jatuh, namun tak kunjung habis
Untuk setiap musim tanpamu,
Sesungguhnya kemarau tak ingin ditemukan

0 komentar:

Posting Komentar

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda